Diduga Curang Dalam Pemilu, Hasto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya
KHATULISTIWA | Jakarta
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto akan memenuhi panggilan untuk klarifikasi dari Polda Metro Jaya, Selasa (4/6) besok, soal pernyataannya di sebuah stasiun televisi nasional beberapa waktu yang lalu.
“Saya besok akan hadir sebagai warga negara yang taat pada hukum atas surat panggilan yang ditujukan kepada saya untuk melakukan suatu klarifikasi atas suatu kasus,” kata Hasto di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Senin (3/6).
Namun Hasto merasa heran alasan polisi memanggilnya hanya karena menyuarakan hal-hal yang tidak benar terjadi saat ini. “Saya agak heran karena yang dipersoalkan itu adalah wawancara saya dengan salah satu media yaitu dengan televisi (SCTV),” ujar Hasto.
Padahal, ia menegaskan, wawancara tersebut merupakan salah satu bentuk fungsi partai dalam melakukan pendidikan politik. “Fungsi partai itu melakukan komunikasi politik, termasuk menyuarakan hal-hal yang tidak benar,” katanya.
Ia menduga pernyataan yang dipersoalkan itu mengenai kecurangan pemilu 2024. Pemanggilannya, ia menambahkan, kemungkinan merupakan pesanan untuk menjatuhkannya di mata hukum.
“Ya ini pasti, ini ada orderan. Pasti ada orderan untuk mengundang saya karena bersikap kritis mempersoalkan terkait dengan kecurangan-kecurangan pemilu,” Hasto menjelaskan.
Berdasarkan informasi beredar, Hasto dipanggil atas dasar Pasal 160 KUHP dan/atau Pasal 28 ayat (3) juncto Pasal 45A ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pernyataan Hasto yang dipersoalkan terjadi di Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 1 (depan Gedung DPR/MPR) pada 16 Maret 2024 dan Gambir, Jakarta Pusat, pada 19 Maret 2024.
Pelapornya adalah Hendra dan Bayu Setiawan, Keduanya mengadu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.
Hasto pun meminta agar para kader PDIP untuk tetap tenang dan tidak perlu ikut menyertainya ke Polda Metro Jaya.
“Saya mengimbau seluruh kader partai tetap tenang, anggota dan simpatisan karena bagi kader-kader PDI Perjuangan yang memiliki legacy di dalam memperjuangkan demokrasi sejak Bung Karno, kemudian Ibu Mega apa yang terjadi ini bagian dari ritual kehidupan seorang politisi dan saya akan datang dengan penuh tanggung jawab,” ia menandaskan. (del)