PORTAL KHATULISTIWA

MENCERAHKAN

IT Fest 5.0 Universitas Paramadina: Kolaborasi dan Inovasi Kunci Perubahan Dunia di Era Digital

Jakarta, 15 Oktober 2025 — Di tengah derasnya arus transformasi digital, kolaborasi dan inovasi menjadi dua kekuatan utama yang menentukan arah perubahan dunia. Semangat inilah yang diusung oleh Program Studi Teknik Informatika Universitas Paramadina dalam acara IT FEST 5.0 Talkshow bertajuk “The Power of Collaboration and Innovation That Change The World”, yang diselenggarakan secara offline di Auditorium Firmanzah, Gedung Nurcholish Madjid Lt. 8, Kampus Cipayung.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber inspiratif dari latar belakang berbeda—akademisi, pelaku industri teknologi, dan wirausaha muda—yang berbagi pandangan mengenai pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk menciptakan inovasi yang bermakna dan berdampak bagi masyarakat.

Etika dalam Teknologi: Manusia sebagai Pusat Inovasi

Pembicara pertama, Muhammad Darwis, dosen Teknik Informatika Universitas Paramadina, menyoroti pentingnya menjaga nilai etika dalam pengembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI).
“Coding menggunakan AI tidak apa-apa, tetapi harus tetap beretika dan dikembangkan. Kita tidak bisa hanya fokus pada satu bidang keilmuan saja. Di tengah industri sekarang, manusia perlu memperluas wawasan agar tidak kalah dengan robot,” ujarnya.

Darwis menegaskan bahwa di tengah disrupsi digital, manusia harus menjadi pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner). Ia mendorong mahasiswa untuk menggabungkan keahlian dari berbagai bidang—mulai dari desain, komunikasi, hingga analisis sosial—agar mampu menciptakan inovasi yang relevan, manusiawi, dan berkelanjutan.
“Karena kita hidup di era digital, inovasi dan kolaborasi sangat dibutuhkan dalam bidang apa pun. Tidak ada lagi ruang untuk bekerja sendiri,” tambahnya.

Teman Pasar: Inovasi Sosial dari Semangat Kolaborasi

Berbagi pengalaman inspiratif, Ahmad Alimuddin, alumni Universitas Paramadina sekaligus Co-Founder dan CEO Teman Pasar, menceritakan perjalanan kariernya yang berawal dari keinginan sederhana membantu keluarga di Sumbawa. Ide tersebut kemudian berkembang menjadi platform digital yang membantu pedagang tradisional beradaptasi dengan dunia daring.

“Awalnya saya hanya ingin membantu orang tua, tapi ternyata banyak pedagang yang menghadapi kesulitan serupa. Dari sanalah saya terpacu untuk membuat solusi yang lebih luas,” ungkapnya.

Berkat kolaborasi lintas disiplin—antara mahasiswa Teknik Informatika, Komunikasi, dan Manajemen—Teman Pasar tumbuh menjadi inovasi sosial yang berdampak besar. Selama pandemi Covid-19, platform ini bahkan mencatat omzet hingga 1–2 miliar rupiah per bulan dan menarik perhatian berbagai investor.
“Saya mendapat beasiswa di Paramadina dan berusaha memaksimalkannya. Bahkan, saya mendapatkan hibah dari pemerintah untuk penelitian dan pengembangan daerah asal saya di Sumbawa. Semua berawal dari dukungan kampus dan kepercayaan diri untuk berkolaborasi,” tambah Ahmad.

Skill Adaptif untuk Dunia Kerja Modern

Sesi berikutnya dibawakan oleh Andika Deni Prasetya, CEO Rakamin, yang mengangkat tema pengembangan keterampilan adaptif di dunia teknologi. Ia memperkenalkan konsep I-Sheet, N-Sheet, dan M-Sheet untuk menggambarkan evolusi kemampuan manusia yang terus berkembang dan saling terhubung.

“Skill khusus anak IT harus terus diperbarui. Dari I-Sheet yang menunjukkan kemampuan individual, kini kita menuju N-Sheet dan M-Sheet yang menggambarkan jaringan kemampuan yang lebih luas dan kolaboratif,” jelasnya.
Menurut Andika, dunia kerja saat ini menuntut lebih dari sekadar kemampuan teknis. Profesional masa depan harus mampu beradaptasi, berpikir kritis, dan memiliki empati sosial.
“Kita harus membuat hidup bermakna. Hindari hidup yang tidak bermakna di tengah situasi saat ini,” pesannya tegas.

Teknologi untuk Pendidikan dan Pertanian

Sebagai penutup, Yudi Dwihantoro, Manajer Konten LMS, membahas penerapan teknologi dalam dunia pendidikan dan pertanian. Ia menyoroti peran pembelajaran jarak jauh seperti Universitas Terbuka (UT) sebagai model transfer pengetahuan yang inklusif dan fleksibel.

Namun, Yudi juga menyoroti menurunnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian.
“Kita mulai resah karena industri pertanian semakin sepi peminat, padahal ini sektor penting bagi kedaulatan pangan bangsa,” ujarnya.
Ia menilai, teknologi dapat menjadi solusi melalui kolaborasi antara petani dan lembaga seperti BMKG untuk mengembangkan sistem tanam berbasis data dan prediksi cuaca yang lebih efisien.

“Generasi muda harus mulai mempelajari dan melihat potensi di sekitar. Jangan hanya terpaku pada materi kuliah, tetapi kembangkan kemampuan lain yang relevan dengan kebutuhan masyarakat,” pesannya.

Menghubungkan Ide, Manusia, dan Kemanusiaan

Melalui IT FEST 5.0, Universitas Paramadina menegaskan komitmennya dalam menumbuhkan semangat kolaboratif dan inovatif di kalangan mahasiswa. Teknologi bukan sekadar tujuan akhir, melainkan sarana untuk menghubungkan ide, manusia, dan kemanusiaan.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu dan inspirasi, tetapi juga menjadi refleksi bahwa perubahan besar hanya dapat terwujud ketika teknologi dikembangkan dengan nilai etika, empati, dan kolaborasi lintas disiplin.