PORTAL KHATULISTIWA

MENCERAHKAN

Wujudkan Usaha Inklusif, Pelatihan Paramadina Perkuat Kapasitas Wirausaha Perempuan Disabilitas

Jakarta, 12 November 2025 — Universitas Paramadina menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat inklusif melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Pelatihan Manajemen Inklusif dan Pengelolaan Merek bagi Anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kota Bekasi.” Kegiatan yang berlangsung di Universitas Paramadina ini diikuti oleh lebih dari 24 peserta perempuan penyandang disabilitas yang memiliki berbagai jenis usaha mikro seperti kuliner, kerajinan, dan jasa. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hibah Pengabdian Masyarakat Tahun 2025 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Adrian Wijanarko, selaku ketua kegiatan PkM, yang menyampaikan pentingnya membangun kemandirian ekonomi kelompok rentan melalui peningkatan literasi manajemen dan pemanfaatan teknologi sederhana. “Pemberdayaan perempuan disabilitas bukan hanya tentang membuka akses pelatihan, tapi juga membangun kepercayaan diri dan kapasitas manajerial agar mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam sambutannya.

Pelatihan ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Adrian Wijanarko (Dosen Prodi Manajemen), Rian Dwi Antoro (Dosen Desain Komunikasi Visual), dan Permata Dian Pratiwi (Dosen Prodi Manajemen). Pada sesi pertama, Adrian Wijanarko memberikan dua materi penting, yaitu “Manajemen Produksi dan Keuangan Sederhana Berbasis Inklusi” serta “Customer Thinking First”. Materi tersebut mengajak peserta memahami cara melihat usaha dari perspektif pelanggan, mulai dari kebutuhan, preferensi, hingga pengalaman konsumen, sehingga produk yang dihasilkan lebih relevan dan memiliki nilai tambah di pasar.

Dilanjutkan oleh Rian Dwi Antoro yang memberikan materi mengenai desain visual, storytelling, dan pembuatan konten promosi digital menggunakan Canva. Peserta dilatih membuat logo, label produk, dan desain kemasan yang lebih menarik serta relevan dengan identitas sosial sebagai perempuan penyandang disabilitas.

Sesi ketiga yang dipandu oleh Permata Dian Pratiwi menjadi bagian paling antusias. Pada sesi ini, peserta mendapatkan materi terkait pembuatan business plan sederhana, mulai dari perhitungan biaya produksi, analisis pelanggan, strategi pemasaran, hingga perhitungan keuntungan. Materi ini membantu peserta memahami bagaimana menyusun rencana usaha yang realistis dan berkelanjutan.

Pelatihan berlangsung dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB dengan suasana hangat dan partisipatif. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi, terutama saat mendesain logo dan mencetak label produk mereka. “Sekarang saya bisa buat logo sendiri dan kemasannya jadi lebih bagus. Rasanya bangga bisa punya produk dengan nama dan desain yang saya buat sendiri,” ujar  Paini salah satu peserta, anggota HWDI yang bergerak di bidang usaha makanan ringan.

Program ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Paramadina untuk mendorong kemandirian ekonomi perempuan penyandang disabilitas melalui pendekatan teknologi dan inovasi sosial. Menurut Adrian, kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan prinsip inklusif dalam manajemen usaha dan branding produk. Ia menjelaskan bahwa seluruh perangkat teknologi yang digunakan, mulai dari laptop untuk pekerjaan digital, aplikasi Canva sebagai platform desain, printer untuk mencetak stiker dan label produk, hingga buku besar untuk pencatatan keuangan.

Seluruh perangkat teknologi disediakan melalui pendanaan Hibah Program Pengabdian Masyarakat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun 2025  “Teknologi seperti Canva, laptop, printer, dan buku besar bukan sekadar alat kerja, tapi juga jembatan menuju kemandirian,” jelasnya.

Rencananya, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan tahap pendampingan dan evaluasi, di mana tim dosen dan mahasiswa Paramadina akan mendampingi peserta secara rutin untuk memastikan penerapan hasil pelatihan berjalan konsisten. Selain itu, HWDI Bekasi juga akan mengembangkan platform promosi kolektif bernama “Kedai Inspirasi” sebagai wadah pemasaran bersama produk-produk karya perempuan disabilitas.

Melalui kegiatan ini, Universitas Paramadina berharap dapat memberikan dampak nyata dalam memperkuat ekonomi inklusif dan membuka ruang bagi perempuan disabilitas untuk berdaya secara mandiri. Sebagaimana disampaikan oleh Permata Dian Pratiwi, “Kami percaya, kemandirian ekonomi bukan hanya tentang pendapatan, tetapi juga tentang pengakuan dan kesetaraan.”